BAB I

PENDAHULUAN

  1. A.    Latar Belakang

APEC (Asia pasific Economic Cooperation) didirikan pada tahun 1989 untuk lebih meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran untuk wilayah dan untuk memperkuat komunitas Asia-Pasifik. Sejak awal, APEC telah bekerja untuk mengurangi tarif dan hambatan perdagangan lain di wilayah Asia-Pasifik, menciptakan ekonomi domestik yang efisien dan secara dramatis meningkatkan ekspor. Kunci untuk mencapai visi APEC adalah apa yang disebut sebagai ‘Tujuan Bogor’ yang bebas dan terbuka perdagangan dan investasi di kawasan Asia-Pasifik pada tahun 2010 untuk ekonomi industri hingga 2020 untuk mengembangkan ekonomi.. Tujuan ini diadopsi oleh 1994 mereka Para pemimpin di pertemuan di Bogor, Indonesia. Bebas dan terbuka membantu perdagangan dan investasi ekonomi untuk tumbuh, menciptakan lapangan kerja dan memberikan kesempatan yang lebih besar untuk perdagangan internasional dan investasi. Sebaliknya, proteksi harga tetap tinggi dan mendorong inefisiensi dalam industri-industri tertentu. Perdagangan bebas dan terbuka membantu menurunkan biaya produksi dan dengan demikian mengurangi harga barang dan jasa – manfaat langsung bagi semua. APEC juga bekerja untuk menciptakan lingkungan yang aman dan efisien pergerakan barang, jasa dan orang di seluruh di wilayah perbatasan melalui kebijakan ekonomi dan kesejajaran dan kerjasama teknis.

  1. B.     Rumusan Masalah
  2. Apa arti penting APEC ?
  3. Apa manfaat APEC bagi ekonomi di kawasan asia pasifik ?
  4. Apa dampak APEC dalam hubungan Internasional ?

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang  …………………………………………………………………………………………………………..1
  2. Rumusan Masalah ………………………………………………………………………………………………………1

Daftar Isi ……………………………………………………………………………………………………………………………….2

BAB II

PEMBAHASAN

 

  1. Arti Penting APEC 2013 Terhadap Perkembangan Ekonomi Global …………………………………..3
  2. Peran APEC ……………………………………………………………………………………………………………….4
  3. Ruangan Lingkup APEC ……………………………………………………………………………………………….4
  4. Manfaat APEC Bagi Ekonomi Kawasan Asia Pasifik ………………………………………………………….5
  5. Bagaimana Masyarakat Dikawasan Asia Pasifik Mendapatkan Manfaat? …………………………..5
  6. Pengaruh Aspek Ekonomi ……………………………………………………………………………………………6
  7. Pengaruh Aspek Hukum ………………………………………………………………………………………………6
  8. Pengaruh Aspek Sosial ………………………………………………………………………………………………..8
  9. Landasan Teori Kawasan ……………………………………………………………………………………………..8

BAB III

PENUTUP

  1. Kesimpulan ……………………………………………………………………………………………………………..10

Daftar Pustaka

BAB II

PEMBAHASAN

 

  1. A.      Arti Penting APEC 2013 Terhadap Perkembangan Ekonomi Global

Perjalanan APEC memang sangat mengesankan. Di forum yang tidak mengikat ini justru diraih banyak hal positif di bidang ekonomi. Namun begitu, bukan berarti tantangan telah ditaklukkan. Dari perspektif sejarah, kerja sama APEC dalam mewujudkan dunia yang lebih dinamis bukanlah pepesan kosong. Berdasarkan data, nilai total perdagangan anggota APEC meningkat 6.4 kali lipat atau sebesar US$19.7 triliun dari tahun 1989 hingga 2011. Sedangkan perdagangan dengan seluruh dunia juga berkembang secara drastis, sebesar 5.8 persen.dalam.jangka.waktu.yang.sama.

Menurut Alternate SOM Leader APEC, Dubes Wahid Supriyadi, Indonesia juga terus mengukir prestasi. Di tahun 1989 misalnya, ekspor Indonesia ke seluruh ekonomi APEC sebesar 18,5 milyar dolar, atau sekitar 85 persen dari total ekspor Indonesia ke seluruh dunia. Sedangkan di tahun 2011, ekspor Indonesia ke seluruh ekonomi APEC mencapai 150,8 milyar dolar, atau sekitar 75 persen dari total ekspor Indonesia ke seluruh dunia. Dengan demikian telah terjadi peningkatan hampir 8 kali lipat selama 22 tahun terjalinnya kerja sama ekonomi APEC. Adapun produk-produk ekspor unggulan Indonesia ke 20 anggota APEC di periode 2011 utamanya adalah minyak bumi dan gas alam (41 %), karet (6.5 %), elektronik (5.7 %), produk-produk hewan (5.1 %). Sementara, menurut data UN COMTRADE Statistics, dari 10 produk ekspor unggulan, Indonesia telah berhasil mengakumulasi nilai perdagangan.sebesar.159.milyar.dolar.di.tahun.2011.

Dari segi investasi, Indonesia juga meraih banyak keberhasilan. Lima negara investor terbesar di Indonesia merupakan negara maju yang memiliki ketertarikan khusus terhadap laju pertumbuhan dan pembangunan ekonomi di Indonesia. Mereka  adalah Singapura, Jepang, Korea Selatan, Inggris, dan Amerika Serikat. Tarif perdagangan di kawasan Asia Pasifik sudah pada level terendah, dari 17 persen di 1989 terus menurun hingga 5.7 persen di 2011. Tarif perdagangan dunia sendiri masih pada kisaran 10.3 persen di tahun 2011. Dari tahun ke tahun APEC selalu menghasilkan tren kerja sama ekonomi yang positif,”  ujar Dubes Wahid Supriyadi. Penting untuk dicatat, seluruh keberhasilan itu terjadi di tengah beberapa badai krisis yang menerpa ekonomi dan keuangan dunia. Karenanya, agar daya tahannya semakin menguat, banyak pekerjaan yang harus dilakukan bersama. Tidak dapat dipungkiri masih terdapat praktek behind­the­border barriers dan kurangnya fasilitas untuk mengembangkan perdagangan dan investasi. Penting juga ekonomi anggota APEC untuk melaksanakan reformasi struktural guna mengoptimalkan kondisi bisnis di kawasan Asia Pasifik.

Peran APEC 

APEC.yang.berdiri.tahun.1989.dimaksudkan.untuk.lebih.jauh.mendorong pertumbuhanekonomi dan kemakmuran serta memperkuat komunitas Asia Pasifik. Sejak terbentuknya,APEC telah berupaya untuk menurunkan hambatan tariff dan non tariff dengan maksud untuk menciptakan ekonomi domestik yang effisien dan meningkatkan ekspor. Perdagangan daninvestasi yang bebas dan terbuka akan mendorong pertumbuhan ekonomi, menciptakanlapangan kerja dan memberikan.peluang.yang.lebih.luas.bagi.perdagangan.internasional.daninvestasi. Selain itu, biaya produksi yang lebih rendah akan mendorong terciptanya harga barang dan jasa yang lebih murah. Untuk itu APEC berusaha menciptakan lingkungan yangaman dan effisien bagi pergerakan barang, jasa dan manusia melintasi batas negara dikawasanAsia Pasific melalui pengaturan kebijakan dan kerjasama ekonomi dan teknik. menghasilkan kuat, seimbang dan pertumbuhan berkelanjutan. Penunjukan SekretariatDirektur Eksekutif pertama untuk jangka tetap merupakan langkah penting pertama untuk memperkuat kapasitas Sekretariat APEC untuk memenuhi tuntutan pertumbuhan ekonomi anggota dan stakeholder kunci lainnya. Menteri dan pejabat mempercepat upaya-upaya untuk mengembangkan lebih responsif dan mekanisme yangefektif untuk memastikan bahwa APEC tetap merupakan forum utama kerjasama ekonomi  regional.

  1. B.       Ruang Lingkup APEC 

 

APEC menggunakan tiga pilar utama sebagai kunci pencapaian tujuannya;

Liberalisasi Perdagangan dan Investasi

Liberalisasi Perdagangan dan Investasi dimaksudkan untuk mengurangi dan apabila memungkinkan menghapuskan hambatan tariff dan non tariff. Upaya tersebutdifokuskan pada pembukaan pasar untuk meningkatkan perdagangan dan investasi.

  • Fasilitasi bisnis

Fasilitasi bisnis memfokuskan kegiatan pada upaya untuk mengurangi biaya transaksi, meningkatkan akses pada informasi perdagangan, memaksimalkan manfaat dariteknologi informasi dan menyesuaikan kebijakan dan strategi bisnis untuk mendorong pertumbuhan dan mencapai keterbukaan perdagangan dan investasi.

  • Kerjasama Ekonomi dan Teknik

ECOTECH memberikan kesempatan pada anggota ekonomi APEC untuk meningkatkankapasitasnya melalui pelatihan dan kerjasama sehingga mampu menarik manfaat dari perdagangan dunia dan ekonomi baru (new economy). Hasil dari ketiga pilar tersebutakan memperkuat ekonomi anggota APEC melalui pemanfaatan maksimal sumber dayadan meningkatkan efisiens

  1. C.      Manfaat APEC Bagi Ekonomi Kawasan Asia Pasifik

 

Dalam sepuluh tahun terakhir, anggota ekonomi APEC telah menghasilkan 70 persen dari pertumbuhan ekonomi global. Disamping itu kawasan Asia Pasifik secara konsisten telah menunjukan keunggulan atas kawasan lainnya bahkan dalam asa krisis keuangan di Asia. Secara bersama-sama, anggota APEC berusaha mempertahankan pertumbuhan ekonomi dengan tetap menjaga komitmennya dalam membuka perdagangan, investasi dan melakukan reformasi ekonomi, dengan mengurangi hambatan tarif efisien dan berhasil mendorong ekspornya secara signifikan. Sebagai gambaran dalam 10 tahun pertama, ekspor APEC meningkat 113 persen atau mencapai 2,5 triliun US dolar. Penananman modal asing meningkat 210 persen secara keseluruhan, sedangkan di ekonoi berkembang meningkat 475 persen. Pendatan Domestik Bruto perkapital di ekonomi berkembang naik dengan 61 persen.

  1. D.      Bagaimana Masyarakat Dikawasan Asia Pasifik Mendapatkan Manfaat?

Aksi kolektif maupun individual memberikan manfaat bagi masyarakat di Asia Pasifik. Mafaat langung yang dirasakan adalah meningkatnya kesempatan kerja dan program pelatihan, semakin baiknya jaring pengaman sosila dan menurunnya kemiskinin. Secara umum, anggota ekonomi APEC dapat menikmati turunnya biaya hidup karena menurunnya tingkat hambatan perdagangan. Munculnya suatu ekonomi yang lebih kompetitif membantu menurunkan tingkat harga barang dan jasa yang dibutuhkan sehari-hari. Dalam sepuluh tahun sejak berdirinya APEC, telah tercipta kesempatan kerja sebanyak 195 juta dikawasan APEC, dimana 174 juta diantaranya di anggota ekonomi berkembang. Perjalanan bisnis menjadi lebih efisien dan prosedur kepabeanan lebih ringkas serta informasi kunjungan  bisnis di APECdapat diketahui lebih mudah dan cepat. Adanya pelatihan dan kerjasama untuk mendukung usaha kecil dan menengah. Masyarakat mendapatkan manfaat dengan meningkatnya penggunakan internet dikalangan masyaraka dan keamanan di kawasan meningkat dengan adanya kegiatan penaggulangan terorisme dan pencegahan penyakit menular.

  1. E.       Pengaruh Aspek Ekonomi

Sebagai kawasan yang menguasai 56 persen GDP (PPP) dunia atau mencapai 46.6 triliun dollar AS pada akhir 2012, pertemuan APEC-CEO summit pada KTT di Bali diharapkan mampu mendorong perdagangan dan investasi kawasan sebagai upaya pemulihan global sekaligus penopang pertumbuhan dunia,” ujar Firmanzah dalam perbincangan di Jakarta, Senin (30/9) pagi.

Seperti halnya CEO Summit tahun lalu, menurut Firmanzah, APEC CEO Summit 2013 diharapkan dapat menghasilkan  sejumlah keputusan strategis untuk terus mendorong penguatan kawasan Asia Pasifik di tengah gejolak industry keuangan global beberapa waktu terakhir.

Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia itu menyebutkan, APEC CEO Summit 2013 yang mengangkat tema “Towards Resilience and Growth: Reshaping for Global Economy” diagendakan membahas sejumlah program pembangunan kawasan dan peluang kerja sama yang dapat ditawarkan kepada swasta untuk mendorong penguatan kawasan. Kerja sama dan kemitraan strategis  pemerintah bersama  swasta diharapkan dapat mendorong berbagai agenda pembangunan infrastuktur dan industry di kawasan Asia Pasifik.

  1. F.       Pengaruh  Aspek  Hukum

Kemajuan pesat secara serentak yang berlangsung di bidang teknologi informasi, komunikasi, dan transportasi mengakibatkan arus perdagangan barang, modal, dan tenaga kerja di dunia melampaui batas batas negara. Dalam pelaksanaannya dibutuhkan aturan-aturan dan pranata-pranata secara multilateral. Akan tetapi, aturan-aturan dan pranatapranata multilateral tidak selalu dapat menyelesaikan sengketa-sengketayang timbul di dalam bisnis antarnegara (oleh para pelaku-pelaku bisnis). Oleh karena itu untuk menyelesaikan sengketa-sengketa tersebut di upayakan melalui pertautan aturan-aturan dan pranata-pranata nasional yang berlaku atau dapat berlaku bagi kedua belah pihak. Pertautan ini melahirkan hukum quasi internasional di bidang perdagangan atau bisnis. Kegiatan perdagangan, baik dilakukan oleh negara, badan hukum, maupun individu antarnegara, dilingkupi oleh aspek hukum perdata pada umumnya, hukum perikatan pada khususnya. Oleh karena itu, pelaku-pelaku di dalam perdagangan antarnegara bebas dalam memilih hukum yang berlaku bagi mereka dalam batas-batas  tertentu. Globalisasi juga memicu tiap-tiapnegara di dunia berupaya untuk berperan dalam perdagangan antarnegara dan menimbulkan persaingan satu sama lain. Beberapa negara melakukan proteksi-proteksi tertentu, melakukan pengelompokan dengan negara-negara lain, dan lain-lain sehingga timbul organisasi-organisasi perdagangan, baik bersifat bilateral, regional, maupun multilateral. Dalam rangka pembangunan perekonornian nasional, Indonsia telah ikut di dalam beberapa perundingan yang membentuk organisasi perdagangan tersebut, antara lain.

Dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994, Indonesia resmi menjadi anggota Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization-WTO). Dengan demikian, Indonesia terikat kepada semua ketentuan yang ditetapkan dalam badan tersebut. Salah satu bidang ekonomi yang mengglobal yang pengaturannya disepakati dalam pembentukan WTO adalah bidang HAKI (Intellectual Property Rights). Kesepakatan ini diambil dalam Persetujuan tentang Aspek-Aspek Dagang Hak Atas Kekayaan Intelektual (Agreements on Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights-TRIPs) pada bulan April 1994 di Marrakesh, Maroko, yang memuat norma-norma dan standard perlindungan HAKI dan aturan pelaksanaan penegakan hukum di bidang HAKI. Indonesia sebagai anggota WTO harus menyesuaikan ketentuan-ketentuan, khususnya di bidang HAKI, terhadap ketentuan-ketentuan di dalam TRIPs. Oleh karena itu, selain rnengubah tiga paket undang-undang di bidang HAKI, Indonesia juga telah meratifikasi lima Persetujuan Internasional di bidang HAKI tersebut pada tanggal 7 Mei 1997. Ketiga paket undang-undang tersebut adalah Undang-Undang No. 12 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1987 tentang Hak Cipta, Undang- Undang No. 13 Tahun 1997 tentang Perubahan Undang-Undang No. 6 Tahun 1989 tentang Paten, dan Undang-Undang No. 14 Tahun 1997 tentang Perubahan Undang-Undang-Undang No. 19 Tahun 1992 Tentang Merek. Perubahan-perubahan ini bersifat penyempurnaan, penambahan, maupun penggantian materi undang-undang sebelumnya dalam rangka menyesuaikannya dengan TRIPs dan memajukan perekonomian nasional.

  1. G.      Pengaruh Aspek Sosial

Perhatian negara-negara anggota Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) terhadap ketahanan pangan semakin meningkat, terutama setelah dipicu oleh kenaikan dan volatilitas harga pangan. Ketahanan pangan menjadi isu multi-dimensional dan kompleks, serta menyangkut banyak faktor termasuk aspek sosial, ekonomi, politik, dan lingkungan.
Tantangan untuk mewujudkan ketahanan pangan di lingkup anggota APEC tidak hanya dari segi penyediaan tapi juga kebutuhan. Dari sisi permintaan, tantangan bagi APEC adanya permintaan pangan dalam jumlah yang terus meningkat, karena masih tingginya pertumbuhan penduduk di kawasan Asia Pasifik dengan jumlah penduduk yang besar,” kata Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian, Ahmad Suryana kepada pers di Jakarta, Rabu (3/7) terkait hasil pertemuan Policy Partnership on Food Security (PPFS) di Medan pada.22-24.Juni.2013.

PPFS merupakan forum antara sektor swasta dan pemerintah yang diberi tugas dan menjadi salah satu mekanisme utama APEC dalam membahas isu-isu kebijakan ketahanan pangan di kawasan.Asia.Pasifik..Pembentukan PPFS melalui proses yang panjang mulai dari pertemuan tingkat menteri pertanian di Nigata, Jepang yang menugaskan Senior Official Meeting (SOM) untuk merumuskan mekanisme yang dapat melibatkan peran swasta dalam APEC.
Masing-masing anggota APEC juga menghadapi permasalahan ketahanan pangan yang berbeda-beda dan cara penanganan yang berbeda pula, tergantung pada karakteristik dari masing-masing.ekonomi.

  1. H.      LandasanTeori Kawasan  

Pada saat ini, konsep kawasan sangat banyak dipakai di dalam memahami fenomena-fenomena hubungan internasional. Walaupun konsep dan istilah ini banyak dipakai, namun banyak pihak yang memakainya dengan arti yang berbeda-beda. Media massa mengartikan kawasan dengan arti suatu lokasi di mana suatu kejadian terjadi. Sementara itu, para penstudi negara dan politik mengartikan kawasan sebagai suatu bagian dari suatu negara  Kawasan bisa dikatakan sebagai suatu sub-sistem dari sistem dunia. Kawasan tidak terbatasi oleh letak-letak geografis semata. Itulah sebabnya mengapa negara-negara yang secara geografis punya hubungan yang erat belum tentu berada dalam satu kawasan yang sama. Misalnya, walaupun India sama-sama terletak di Benua Asia seperti Thailand, namun India tidak dapat dikatakan sebagai salah satu bagian dari kawasan Asia Pasifik.

Menurut Barry Buzan (1998:70-74) sekelompok negara dapat membentuk suatu kawasan apabila ketiga syarat terbentuknya kawasan ini dapat terpenuhi, yaitu: adanya kesamaan karakteristik, terjadinya interaksi-interaksi yang berpola dan adanya pemahaman yang sama. Kesamaan karakteristik dalam suatu kawasan ditandai oleh beberapa hal di antaranya, kesamaan ciri-ciri geografi, bahasa dan budaya (bahasa & budaya Arab, di Kawasan Timur Tengah), bentuk pemerintahan (pemerintahan demokrasi, di Kawasan Eropa Barat) dan lain-lain.

Mengenai interaksi-interaksi yang berpola yang terjadi di antara negara-negara, untuk melihat apakah interaksi-interaksi tersebut mencirikan interaksi dari suatu kawasan, maka interaksi-interaksi ini harus dilihat dengan beberapa ukuran. Pertama, kita harus melihat apa tipe dan pola utama dari interaksi-interkasi yang terjadi. Apakah hubungan di antara negara-negara dititikberatkan pada bidang ekonomi, militer, pembentukan alliance dan budaya? Dalam suatu kawasan, biasanya interaksi hubungan (kerjasama) antar negara yang dilakukan dapat mencakup lebih dari satu bidang.  Kedua, kita juga harus melihat semangat yang melandasi interaksi yang terjadi di antara negara-negara. Suatu kelompok negara dapat kita katakan ada dalam satu kawasan apabila mereka berinteraksi dengan tujuan untuk berintegrasi maupun dengan maksud untuk saling menjatuhkan (lewat konflik, seperti yang terjadi di Kawasan Asia Selatan, antara India-Pakistan). Ketiga, dengan mengukur derajat hubungan/interaksi suatu kelompok negara, kita dapat menilai apakah interaksi di antara negara-negara tersebut mencerminkan interaksi negara-negara dari suatu kawasan. Negara-negara dalam suatu kawasan biasanya mempunyai derajat/intensitas hubungan yang tinggi dan menarik untuk amati/dipelajari oleh pihak-pihak luar.

BAB III

PENUTUP

 

  1. A.      KESIMPULAN

Kesimpulan Kerja sama ekonomi internasional adalah hubungan antara suatu negara dengannegara lainnya dalam bidang ekonomi melalui kesepakatan-kesepakatan tertentu denganmemegang prinsip keadilan dan saling menguntungkan. kerja sama ekonomi internasionalmencakup hal-hal perdagangan internasional, pertukaran sarana dan faktor – faktorproduksi, dan hubungan utang – piutang. Penyebab kerja sama antarnegara antara lain karena adanya perbedaan sumberdaya alam, perbedaan iklim dan kesuburan tanah, perbedaan ilmu pengetahuan danteknologi, dan perbedaan ideologi. Selain itu, kerjasama ekonomi antar negara juga disebabkan adanya kesamaan sumber daya alam, kesamaan keadaan wilayah, kesamaanideologi, dan kesamaan agama. Adapun tujuan dilakukannya kerjasama ekonomi internasional adalah untukmembebaskan bangsa-bangsa di dunia dari kemiskinan, kelaparan, dan kebodohan, untukmembebaskan bangsa-bangsa dari keterbelakangan ekonomi, untuk memajukanperdagangan, untuk memajukan pembangunan di negara-negara yang sedangberkembang, mempercepat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kestabilan dalam bidangekonomi, memelihara ketertiban dan perdamaian dunia, mempererat tali persahabatan antarbangsa.di.dunia.dan.meningkatkan.devisa.negara..Perdagangan.internasionalmemungkinkan setiap negara memiliki barang yang tidak bisa diproduksi di dalam negeri. Bentuk kerjasama ekonomi antarnegara dibedakan menjadi tiga macam yaitukerjasama ekonomi bilateral, kerjasama ekonomi multilateral, dan kerjasama ekonomisektoral. Kerjasama ekonomi multilateral dibedakan lagi menjadi kerjasama ekonomiregional dan kerjasama ekonomi internasional. Tahapan Integrasi Ekonomi Internasional terdiri dari 6 tahapan antara lain

silahkan serap ilmu sebanyak – banyaknya di https://karyailmiah36.wordpress.com ini, juga tolong tinggalkan komen atau saran. terimakasih anda telah mengujungi web ini 🙂

By : Rananto Widodo UNJ Manajemen